Friday, August 19, 2016

7. Sunyi Itu Perjalanan



Meski semesta diam, tapi dia mendengarmu, walau diamnya kadang membuat malam semakin asing; puisi-puisi yang kau senandungkan barangkali adalah bentuk lain dari diam semesta yang tertidur dalam baris kata-kata.

Hening membuatmu mencintai malam; hiruk pikuk siang juga membuat mu mencintai malam; siang kau benci, tapi tubuhmu mematung di sana.

Di kesunyian kau melakukan banyak hal; kepalamu memikirkan banyak sekali wajah-wajah manusia, urusan kantor, juga ranjang wanita. Kepala itu masih disibukkan menyibak tirai dunia. Dari banyak perjalanan, mimpi jadi hal paling banyak menyita kerja kepala. Kau tak kemana-mana, Tapi usiamu berlari telah sangat jauh.


*2016

No comments:

Post a Comment

jawaban dari banyak 'mengapa?'

Puisi ini tidak lain adalah cara ingatan mengabadikanmu dengan sederhana; yang tanpa suara, dengan beberapa jeda tanda baca, juga tanpa ki...