Meski semesta diam, tapi dia mendengarmu, walau diamnya kadang membuat malam semakin asing; puisi-puisi yang kau
senandungkan barangkali adalah bentuk lain dari diam semesta yang tertidur
dalam baris kata-kata.
Hening membuatmu mencintai malam; hiruk pikuk siang juga membuat
mu mencintai malam; siang kau benci, tapi tubuhmu mematung di sana.
Di kesunyian kau melakukan banyak hal; kepalamu memikirkan
banyak sekali wajah-wajah manusia, urusan kantor, juga ranjang wanita. Kepala
itu masih disibukkan menyibak tirai dunia. Dari banyak perjalanan, mimpi jadi
hal paling banyak menyita kerja kepala. Kau tak kemana-mana, Tapi usiamu
berlari telah sangat jauh.
*2016
No comments:
Post a Comment