Sunday, August 27, 2017

jawaban dari banyak 'mengapa?'

Puisi ini tidak lain adalah cara ingatan
mengabadikanmu dengan sederhana; yang tanpa suara, dengan beberapa jeda
tanda baca, juga tanpa kiasan yang
mengada-ada.

Dengan sederhana pula sudah kujadikan
kau jawaban dari banyak "mengapa?"

Ya, begitu sederhana;

sebab bagiku kau adalah punggung hawa yang jadi alasan lengan-lengan
adam ini merasa cukup.

Dan rela tak lagi kemana-mana.

— 27 agustus 2017

Tuesday, July 11, 2017

/5/. meski aku tak pernah sepenuh kau di ingatanku

meski aku tak pernah sepenuh kau di ingatanku.

meski kau tak seberjuang aku demi senyum manismu itu.

cinta tetaplah cinta, dan
ia masih saja menujumu.
dan aku tak mau cinta menjadi sesuatu yang "terlanjur", sebab untukmu, perasaan ini aku upayakan selalu utuh, walau mungkin saja bagimu, perasaan sepenting ini hanya seperti rasa butuh-tak-butuh.

Aku (pernah) berharap perasaan ini esok mati , dan hidup lagi sebagai hal-hal yang masih kau sukai, hal-hal yang tak memberatkan perasaanmu lagi.

Tuesday, June 27, 2017

/4/. Kebahagiaan Paling Puisi

rindu; katamu.
..tak lain cara keheningan
mengekalkan nama kekasih
dalam ingatan.

dan seperti berdzikir,
untukku,
menyebut namamu dalam segala hal
pernah jadi cara paling tak masuk akal
demi menenangkan diri sendiri.

Hingga di satu siang,
senyummu yang tanpa
kepura-puraan itu;
untukku, ia menjelma
jadi kebahagiaan paling puisi.

27-06-17

Saturday, June 3, 2017

/3/

# Untuk G

(Maaf.....)

Aku mencintaimu
tanpa tahu hakikat mencintai.
Aku pikir, sejak dulu
cinta memang sesederhana itu.

Lelaki di dalam diriku
pun merindukanmu,
namun dia juga tak tahu
apa itu rindu.

Ada lagi bocah di dalam diriku,
begitu lugu..
dia membutuhkanmu.
Dengan kepolosannya ia seolah ingin
melengkapimu, meski ia tahu benar;
Kau telah sempurna, tanpa perlu
disempurnakan.

Mereka semua seperti
mata hati juga tanganku,
yang entah bagaimana
secara bersamaan menuju padamu.

Pernah satu waktu aku berpikir
semua cinta kelak berujung
pada keterusterangan.
Dan benar.
aku menuntun keterusteranganku
pada bom waktu yang saat semua tersadar aku telah hancur sendiri.

Tak ada cinta untukku,
cinta pun tak lagi mengenaliku.

★ 3 juni 2017

Saturday, May 27, 2017

/2/

Mungkin duka senja dikotamu
ingin berganti,
atau barangkali malamlah
yang menuntunnya pergi.

Di meja kerjaku,
ponsel itu masih terdiam
setia sekali menanti pesan-pesanmu,
dan Aku; —masih bentuk lain antara bahagia dan cemas yang
tiba sesudahnya.

Bagi langit malam,
bintang tak lain
adalah tanda.

***
Namun malam tetaplah malam,
dengan (atau tanpa) tanda,
di semesta ingatan,
Dia masih saja sibuk memikirkanmu
tanpa jeda.

Sunday, May 21, 2017

/1/

Aku cuma punya keterusterangan untuk kamu baca;

Semua kata-kata kian sulit dirangkai demi menjelaskan perasaan sendiri.

dan jika kelak perasaan ini gugur;
biar saja ia jatuh dan mendaur ulang dirinya sendiri.

Thursday, May 18, 2017

Tentangmu;

[untuk G]

***

Tentangmu;
Perihal bibir yang mengatup

Kau dan kenangan,
Siluet kekasih yang menolak kau lupakan;
—dan rindu diam-diam ini, sepasang lengan yang memeluk ketiadaan.

Darinya aku tahu;
"Jatuh cinta itu kasar, dan perasaan memaksanya menjadi lembut."

***

jawaban dari banyak 'mengapa?'

Puisi ini tidak lain adalah cara ingatan mengabadikanmu dengan sederhana; yang tanpa suara, dengan beberapa jeda tanda baca, juga tanpa ki...